Saringan pasir lambat dibuat pertama kali oleh John Gibb di Paisley Skotlandia tahun 1804 dalam skala yang kecil. Kemudian pada tahun 1829 James Simpson membuat saringan pasir lambat dalam skala yang besar untuk perusahaan air Chilsea di Inggris (Birdi, 1979). Saringan pasir lambat merupakan instalasi pengolahan air yang mudah, murah, dan efisien. Saringan pasir lambat mempunyai derajad keefisiennan yang tinggi untuk menghilangkan kekeruhan, rasa, dan bau pada air, bahkan mampu menghilangkan bakteri dengan sangat baik. Untuk menghilangkan rasa dan bau pada air kadang-kadang perlu dilengkapi dengan karbon altif, dan untuk menghilangkan bakteri sering dipergunakan kaporit (Reynold, 1982).
Kelebihan saringan pasir lambat telah dibuktikan secara meyakinkan dalam kaitannya dengan kualitas air minum yang aman untuk dikonsumsi dari segi bakterologis pada tahun 1892 di kota Hamburg dan Altona, yang air minumya tercemar sehingga mengakibatkan epidemi penyakit kolera. Di kota Altona yang menggunakan instalasi pengolahan air dengan saringan pasir lambat terhindar dari epidemi penyakit itu, sedangkan kota Hamburg yang tidak menggunakan instalasi pengolahan air dengan saringan pasir lambat, terjangkit wabah dengan kematian warganya sebanyak 7582 orang (Huisman, 1975). Kelemahan dari saringan pasir lambat adalah daya penyaringannya yang rendah, sehingga dalam konstruksinya memerlukan area yang luas. Rendahnya daya penyaringan ini disebabkan karena kecepatan air mengalir melalui saringan pasir lambat sangat kecil. Saringan pasir lambat sangat cocok digunakan dalam skala kecil (Birdi, 1979).
Spesifikasi saringan pasir lambat
Beberapa kriteria desain saringan pasir lambat :
- Kecepatan filtrasi 0,1 meter/jam – 0,4 meter/jam
- Tinggi permukaan air yang diukur dari media saringan pasir 1 meter – 1,5 meter, ini untuk menciptakan head penyaringan yang cukup
- Tebal filter yang baik antara 1 meter – 1,4 meter, tapi masih diizinkan antara 0,5 meter – 0,8 meter
- Diameter efektif pasir antara 0,15 mm – 0,36 mm dengan koefisien keseragaman yang dianjurkan adalah 2, tapi masih diizinkan antara 1,5 – 3,0.
- Kerikil penyaring dipilih dengan bahan batu kerikil yang mampu menghalangi masuknya pasir ke dalam rongga penampung air. Diameter kerikil (dari alas bawah) untuk lapisan pertama, kedua, ketiga, dan keempat masing-masing adalah: 0,4 mm – 0,6 mm, 1,5 mm – 2,0 mm, 5 mm – 8 mm, 15 mm – 25 mm. Ketebalan untuk masing-masing lapisan = 10 cm (Tjokrokusumo, 1998)
- Ketinggian instalasi 2,5 m hingga 4 m
- Luas 100 m2 hingga 200 m2
- Tebal pasir 60 cm – 90 cm
- Diameter butir kerikil 0,3mm – 3,5 mm
- Koefisien keseragaman pasir 1,75
- Kecepatan filtrasi 34 liter per m2 per hari
0 Responses So Far:
Post a Comment