Pages - Menu

Sunday, April 14, 2013

Azas Ilmu Lingkungan

Berbagai macam Azas Ilmu Lingkungan

Energi dapat pindah dari suatu bentuk ke bentuk lain, tetapi tidak dapat dihancurkan atau diciptakan. Energi yang memasuki organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan.

Sistem kehidupan dapat dianggap sebagai pengubah energi. Ada berbagai strategi untuk mentransformasikan energi. Jika ada pembukuan ke luar masuk uang dalam perusahaan, maka sebaiknya ada pembukuan kalori dalam sistem kehidupan. Misalnya energi yang masuk berupa bahan makanan dan yang keluar untuk pertumbuhan, kembang biak, proses metabolisme, dan sebagainya dan berapa yang terbuang. Energi yang terbuang dapat berbentuk tinja, yang dihisap oleh parasit dalam tubuh, dan sebagainya. Proses metabolisme pada hewan terdiri dari beberapa komponen. Pertama, ialah metabolisme dasar, yakni untuk tetap melakukan kegiatan tubuh.

Energi yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami pemisahan ke dalam berbagai komponen dengan tujuan yang berbeda - beda. Pemisahan pertama ialah karena ada energi yang tidak berasimilasi atau terbuang. Pemisahan kedua karena ada energi untuk bahan bakar dan untuk pertumbuhan, pembentukan materi bahan hidup. Pemisahan ketiga karena ada energi yang diambil oleh parasit atau pemangsa. Keempat ialah yang digunakan untuk disimpan sebagai lemak dan untuk digabung dengan bahan lain untuk pembiakan dan pertumbuhan, yakni protein. Kelima ialah pemisahan energi untuk pembiakan pertumbuhan. Keenam pemisahan energi untuk mejalankan metabolisme dasar dan bahan bakar untuk berbagai kegiatan.

Setiap pemasukan energi akan terbagi menjadi dua keluaran. Jika organisme berhasil dalam pengubahan biomassa maka jumlah populasi akan baik (manusia, tikus, enceng gondok, belalang). Sebaliknya populasi akan menurun (orang Aztek, orang utan simiang). Untuk itu semua setiap spesies mempunyai strategi dan taktik dalam transformasi energi. Koefisien pemisahan energi untuk berbagai komponen untuk berbagai spesies berbeda. Misalnya koefisien pemisahan energi untuk tumbuh dan berbiak pada ikan paus biru ialah 0.97 dan 0.03 Artinya lebih banyak energi digunakan untuk pertumbuhan daripada untuk pembiakan. Ikan paus seperti ini hanya melahirkan seekor anak dalam jangka dua tahun.

Pada hewan kecil seperti tikus tanah dan berbagai serangga koefisien pemisahan berkisar antara 0.60 untuk pertumbuhan dan 0.40 untuk pembiakan. Pada kasus pertama pembiakan sedikit tetapi bayi tumbuh amat cepat sehingga lekas mampu melawan musuh ataupun hambatan alam lain, pada kasus kedua jumlah keturunan banyak, tetapi pertumbuhan lambat. Bagaimana halnya pada manusia? Uraian diatas adalah asas pertama ilmu lingkungan.

Asas kedua diambil dari hukum thermodinamika kedua, yakni tidak ada sistem pengubahan energi yang betul - betul efisien. Jadi meskipun energi itu tidak pernah hilang di alam ini, tetapi energi itu akan terus diubah ke dalam bentuk yang kurang bermanfaat.

Asas ketiga menyangkut sumber alam. Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman semuanya termasuk kategori sumber alam. Pengubahan energi oleh sistem biologi diharapkan berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan materi dan energi yang ada di alam lingkungannya. Tetapi jika ruang tempat populasi amat sempit, ada kemungkinan terjadi gangguan dalam proses pembiakan. Yang jantan akan berkelahi berebutan, menimbulkan gangguan dalam proses pembiakan. Sebaliknya ruang yang terlalu luas maka individu populasi akan berjauhan. Prospek pertemuan untuk proses pembiakan juga makin kecil. Karena itu ruang termasuk kategori sumber alam.

Asas Keempat dinamakan asas penjenuhan. Kemampuan lingkungan habitat untuk menyokong suatu materi ada batasnya. Kemampuan untuk menyokong pencemar ada batasnya. Batas tertinggi untuk menyokong ini disebut kapasitas bawa, yang oleh Harper White dirumuskan sebagai berikut : C = W.P3/c

Jika C = kapasitas bawa, W - bobot rata - rata individu suatu populasi, dan p = kepadatan (kerapatan) populasi.

Asas kelima menyangkut pengaturan populasi dengan faktor ketergantungan pada kepadatan. Asas Keenam menyangkut persaingan. Individu dan species yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, akan cenderung berhasil mengalahkan saingannya. Asas Ketujuh menyangkut keteraturan yang pasti dalam suatu lingkungan dalam periode relatif lama. Asas Kedelapan menyangkut habitat dan keanekaragaman takson.

Asas Kesembilan menyangkut tentang Keanekaragaman sebanding dengan biomassa / produktivitas. Asas kesepuluh berbunyi : Pada lingkungan yang stabil, perbandingan antara biomassa dengan produktivitas B/P dalam perjalanan waktu akan mencapai sebuah asimtot. Asas Kesebelas menyangkut sistem yang mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa. Asas Keduabelas lahir dari asas keenam dan ketujuh. Asas Ketigabelas adalah perkembangan asas ketujuh, sembilan, dan duabelas.

No comments:

Post a Comment