Pages - Menu

Wednesday, November 21, 2012

Aspek Sanitasi Lingkungan

Pengertian dan Aspek Sanitasi Lingkungan

Para profesional telah setuju bahwa sanitasi merupakan hal luas yang meliputi:
  • Pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan pembuangan / reuse / daur ulang yang aman dari feses dan urin manusia.
  • Managemen / reuse / daur ulang dari sampah padat.
  • Penyaluran dan pembuangan / reuse / daur ulang air limbah rumah tangga.
  • Penyaluran air hujan.
  • Pengolahan dan pembuangan / reuse / daur ulang efluen air limbah.
  • Pengumpulan dan managemen sampah industri.
  • Managemen sampah B3 (bahan beracun dan berbahaya) termasuk di dalamnya sampah medis rumah sakit, bahan kimia / radio aktif dan bahan berbahaya lain.
Untuk negara – negara dengan akses sanitasi yang sangat rendah, meningkatkan efektivitas managemen feses pada level rumah tangga membawa dampak yang sangat besar dan merupakan tantangan besar. Diperlukan usaha dari keras dari komunitas itu sendiri dan juga pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.

Pentingnta Sanitasi.
Dimanapun orang berkumpul maka sampah yang dihasilkan akan terakumulasi. Peningkatan sanitasi dan higienitas akan sangat berpengaruh pada kesehatan, tetapi banyak orang yang tidak peduli dengan cara pembuangan sampah tersebut. Jika dibiarkan maka akan menimbulkan gangguan, meningkatkan resiko penyakit dan kematian.

Pembuangan air limbah dan feses ke lingkungan akan mempengaruhi kesehatan manusia dengan beberapa cara:
  • Kontaminasi air minum dan sumbernya.
  • Masuk ke dalam rantai makanan misal dari buah, sayuran, ikan atau kerang yang dikonsumsi.
  • Air mandi atau air fasilitas rekreasi yang terkontaminasi.
  • Area yang merupakan tempat berkembang biak lalat atau serangga penyebar penyebab penyakit.

Problem sanitasi itu

Pada tahun 2004 hanya 54% dari penduduk dunia yang mempunyai akses terhadap fasilitas sanitasi. Atau dengan kata lain 4 dari 10 orang di seluruh dunia tidak mempunyai akses terhadap sanitasi. Mereka membuang air di ruang terbuka atau pada fasilitas sanitasi yang tidak memadai dengan resiko terjadinya penyebaran penyakit. Angka tersebut telah meningkat dibanding pada tahun 1990 yang hanya mencapai 49%. Diperlukan usaha yang keras untuk mencapai target MDG (Millenium Development Goal) sebesar 75%.

Penyakit yang disebabkan oleh buruknya sanitasi

Feses manusia berdampak pada penyebaran banyak penyakit termasuk kolera, tipus, hepatitis, polio dan cacingan. WHO (2004) memperkirakan 1,8 juta orang meninggal setiap tahun karena diare, dimana 90% adalah anak-anak usia kurang dari 5 tahun, dan sebagian besar kasus terdapat di negara sedang berkembang. Sanitasi yang buruk memberikan kondisi ideal penyebarannya yaitu dari sampah dan feses tempat berkembang biaknya lalat serta dari air minum, air cuci tangan atau air kolam renang yang terkontaminasi.

Peranan Sanitasi dalam Mencegah penyakit.
Dengan sanitasi yang baik maka proteksi kesehatan secara individu, komunitas dan masyarakat dapat terjaga dengan cara:
  • Mengisolasi feses yang dibuang agar tidak mengontaminasi lingkungan.
  • Mencegah organisme pengganggu seperti lalat dapat kontak dengan feses.
  • Melakukan desinfeksi patogen sebelum dibuang ke lingkungan atau mencegah feses dibuang secara langsung ke lingkungan.
Mengendalikan Ekskreta/Tinja

Dilakukan dengan dua cara yaitu on-site dan off-site. Sistem on-site adalah menyimpan atau mengolah feses di lokasi pembuangannya misalnya dengan menggunakan tanki septik yang umumnya dimiliki oleh sebagian besar WC (water closet) di Indonesia. Tangki septik yang telah penuh harus dikuras lumpurnya untuk diolah ke instalasi pengolah limbah tinja (IPLT). Sistem off-site adalah menyalurkan feses ke lokasi berbeda menuju tempat pengolahan, pembuangan atau reuse. Sistem off-site lebih mahal 70 kali lipat dari sistem on-site karena diperlukan sistem perpipaan yang panjang dan kompleks serta IPLT sebagai pengolah akhir.




Aspek Biaya Sanitasi

Tidak adanya sanitasi yang baik mengakibatkan biaya kesehatan yang harus ditanggung karena penyakit yang diderita meningkat dan income yang berkurang karena sakit. Sanitasi yang buruk juga menyebabkan kualitas air menurun dan berkurangnya pendapatan dari pariwisata (karena resiko kontaminasi yang tinggi). Pencapaian MDG dari sanitasi akan menghasilkan USD 66 milyar karena produktivitas yang meningkat dan  terhindarnya dari sakit dan kematian. Juga akan meningkatkan angka harapan hidup dan menyumbang 0,3 – 0,4% peningkatan perkembangan ekonomi setiap tahun.

Pengaruh Sanitasi pada Lingkungan

Pada daerah yang sebagian besar penduduknya tidak mempunyai akses air bersih yang cukup, sanitasi yang buruk, air limbah yang yang langsung dibuang ke saluran air dan sungai akan menyebabkan banyak anak-anak menderita penyakit. Khususnya pada daerah dimana urbanisasi tinggi, pembuangan air limbah domestik dan sampah yang tidak terurus akan memberikan kontribusi  pada polusi air, tanah dan udara.

Mengapa  sanitasi lambat diperbaiki atau ditingkatkan?

Banyak orang yang tidak sadar bahwa kesehatan dan ekonomi seseorang dan komunitas dapat ditingkatkan dengan meningkatkan sanitasi. Biaya yang tinggi seringkali merupakan faktor penghambat dari proyek-proyek sanitasi. Pemerintah lebih mementingkan proyek pertanian, pendidikan, kesehatan daripada sanitasi. Selain itu perbedaan respon sosial budaya juga merupakan faktor penghambat.

Cara Pencapaian Target Sanitasi

Untuk mencapai target sanitasi, maka harus dilakukan tindakan perbaikan sekarang Rumah tangga, komunitas, pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta industri harus bekerja sama. Media dapat mendorong terjadinya percepatan dan penggalangan opini yang baik untuk meningkatkan sanitasi. Melakukan komitmen politik, pembuatan peraturan untuk meningkatkan akses dan kualitas sanitasi, edukasi masyarakat dan institusi, pemilihan teknologi yang sesuai serta ramah lingkungan, persamaan gender merupakan aksi yang dapat dilakukan segera.

No comments:

Post a Comment